Selasa, 21 Agustus 2018



Bencana Asap Di Kotaku
↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔

🔏 Oleh : Uray Sriwahyuni


Bismillah..


Kualitas udara di Kota kami semakin memburuk akibat kabut asap yang terjadi sebulan terakhir.

Berdasarkan indeks standar pencemaran udara (Ispu) dari BMKG, kualitas udara dikota kami masuk dalam level berbahaya.

Kabut asap yang terjadi itu  akibat ulah tangan manusia. 

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, yang artinya :

“Setiap musibah yang kalian alami, itu disebabkan ulah tangan kalian (maksiat). Dan Allah memberi maaf untuk banyak kesalahan kalian.” 
(QS. as-Syura: 30).

Tak bisa dipungkiri bahwa bencana asap ini adalah hukuman dari Allah subhanahu wa ta'ala atas kelalaian dan kemaksiatan kita. Apapun musibah yang menimpa kita disebabkan karena dosa yang pernah kita lakukan. 

Hendaknya kita muhasabah diri, mungkin kita sudah sedemikian jauh dari ajaran agama yang benar. Jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Karena ga ada manfaatnya kita saling menyalahkan satu sama lain. 

Selain kita berbagai upaya penanganan dari fisik tentunya juga kita harus berupaya untuk memperbaiki diri kita. Bertaubat, memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Perbanyak beristighfar. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menurunkan hujan lebat agar kabut asap semakin berkurang. 

Allah subhanhu wa ta'ala berfirman, yang artinya :

“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan lebat kepadamu, dan menambah harta dan anak-anakmu, dan menjadikan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh : 10 -12)


Namun jika kabut asap sudah berkurang danbhujan sudah mulai turun jangan sampai membuat kita kembali kepada dosa-dosa. Kembali berbuat maksiat. Kembali melakukan pembakaran lahan sembarangan. Sebab dikhawatirkan Allah subhanahu wa ta'ala akan memberikan hukuman lain yang lebih besar lagi. Na'udzubillahi mindzalik. 

Bertaubat dan berusaha menjauhi dosa semampu kita, maka In syaa Allah akan menghilangkan asap tersebut secara keseluruhan. 

Allahumma lakal hamdu, wa ilaikal musyta, wa antal musta’an, wa bikal mustaghats 

Ya Allah, bagi-Mu segala puji, dan kepada-Mulah disampaikan keluh-kesah, Engkaulah tempat kami meminta pertolongan, dan bersama Engkaulah segala bantuan.

Aamin





SALAFI TIDAK MAU TOLERANSI ?
↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔

🔏 Oleh : Uray Sriwahyuni


Bismillah


Ada yang bilang bahwa :

"SALAFI TIDAK MAU TOLERANSI DENGAN KELOMPOK LAIN"

"SALAFI TIDAK MAU MENGHARGAI PENDAPAT DILUAR KELOMPOK MEREKA"

➖➖➖➖➖

KITA JAWAB :

Pertama bahwa salafi bukanlah kelompok.

Kedua ; Fahami dulu apa arti toleransi hai saudaraku.  Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Contoh sikap toleransi secara umum antara lain menghargai pendapat dan/atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku/ras/agama/kepercayaannya.

Kalau makna toleransi ini dibawa pada tempat yang salah  maka akan fatal akibatnya. 

Misalnya soal Tahlilan atau Maulidan. Salafi akan mengatakan dengan tegas bahwa tahlilan ataupun maulidan termasuk perkara bid'ah dalam agama. Sebab hal tersebut tidak ada tuntunan dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.

Misalnya lagi Tawassul yang tidak ada dalilnya seperti: tawassul dengan orang yang telah meninggal dunia. Padahal tawassul dengan orang yang telah meninggal  tidak ada tuntunannya dari salaf.

Itu cuma beberapa contoh perbuatan yang kita tidak boleh toleransi terhadap hal tersebut. Kalau perbuatan tersebut salah dan tidak ada dasarnya dalam agama islam maka wajib kita menyampaikannya. Agar kaum muslimin yang awwam tahu bahwa hal tersebut termasuk bid'ah dalam beragama. 

Kita tidak boleh toleransi pada hal yang salah. Tidak ada toleransi pada penyimpangan dan amalan bid'ah. Karena bid'ah merusak persatuan ummat dan merusak agama.

Jika mereka masih berfikiran bahwa kaum muslimin itu harus saling toleransi, memaklumi dengan kesalahan kelompok lain maka makin banyak yang binggung. Mungkin akan hidup dalam kebingungan. Karena yang awwam akan bertanya-tanya siapa sih yang paling benar? Kami harus bermajelis dengan kelompok yang mana ?

Maka dari itulah kita sesama kaum muslimin harus saling menasehati. Sebab Ahlussunnah sangat menjunjung tinggi nasehat- menasehati sesama kaum muslimin.

Ketika Ahlussunnah menasehati atau mengatakan menyimpang pada amalan suatu kelompok, itu tak lain dalam rangka memperbaiki dan memperingatkan  ummat agar tidak tersesat. Dan menjaga keutuhan agama islam. Tentunya semua itu dilakukan dengan ilmiah. 

Kalau anda mengaku Ahlusunnah maka ketahuilah bahwa Aslusunnah itu harus berani mengkritik dan siap dikritik. Ahlusunnah itu harus berani menasehati dan siap dinasehati. Tapi yang mengkritik dan menasehati haruslah hujjahnya berada diatas kebenaran menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. 




Saya ga betah ngaji dengan teman-teman salafi

"SAYA GA BETAH NGAJI DENGAN TEMAN-TEMAN SALAFI"
(katanya)
↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔

🔏 Oleh : Uray Sriwahyuni


Bismillah..


Ada yang berkata :

"Saya ga betah ngaji dengan teman-teman salafi karena sering banget kalau ngomong kata-katanya kasar, sikit-sikit bid'ah. Seakan-akan orang lain ga berhak atas surga"

➖➖➖➖➖➖➖➖

KITA JAWAB :

Itu perasaan anda saja saudaraku karena anda belum memahami manhaj salaf dengan benar.

Atau mungkin anda termasuk orang yang memiliki keyakinan menyimpang dari Islam yang lurus sehingga hati anda panas ketika mendengar saudara anda menyampaikan hal yang tidak ada tuntunan dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Sehingga anda takut kepada kebenaran.

Bahkan banyak amalan yang sering kita lakukan ternyata bertentangan dengan madzhab yang kita ikuti. Katanya mengaku mengikuti madzab syafi'i ? Tapi apa yang dilakukan malah bertentangan dengan fatwa ulama besar syafi'iyyah.

Tolok ukur kebenaran hanyalah Al-Qur'an dan Sunnah yang difahami oleh ulama-ulama terdahulu. 

Dan menyampaikan kebenaran, meluruskan dan menasehati saudara kita yang keliru dalam suatu amalan yang ga ada dasarnya dalam syari'at adalah suatu kewajiban bagi mereka yang sudah mengetahui ilmunya. 

Keluarga dan orang-orang terdekat yang ada disekitarnyalah yang lebih utama mereka sampaikan. Namun dengan hikmah dan harus ilmiah. Ilmiah itu berbicara pada pokok pembicaraannya bukan pada tata cara (ushlub) dalam berdakwah, harus anda fahami perkara ini wahai saudaraku.

Tuntutlah diri kita untuk berjalan bersama Jama'ah yang disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan istilah sawadul a’zham. Dan berusahalah untuk meninggalkan bid'ah dan kesyirikan dalam beragama. 

Perbanyaklah berdoa, memohon petunjuk kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar kita diberi hidayah taufik.

Wahai saudaraku...Jangan menilai orang lain yang menyampaikan perkara bid'ah itu kita sikapi dengan perasaan dan hawa nafsu kita, tapi nilailah ucapan orang lain atau faham orang lain dengan dalil-dalil yang shahih. Yang sesuai Al-Qur'an dan Sunnah.


Ketahuilah bahwa...

Yang bisa meyatukan ummat islam adalah kembali ke Al-Qur'an dan sunnah. 

Dan yang MERUSAK persatuan adalah BID'AH

Semoga ada yang tersinggung bahwa bid'ah memecah belah persatuan

Hadaanallah

Wallahu ta'ala a'lam bish shawab

Kamis, 16 Agustus 2018








JANGAN SUKA MENYALAHKAN AMALAN KELOMPOK LAIN. 
(kata mereka)
↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔

🔏 Oleh : Uray Sriwahyuni


Bismilah...


Kata mereka : " JANGAN SUKA MENYALAHKAN AMALAN KELOMPOK LAIN. HANYA ALLAH YANG TAHU MANA YANG BENAR DAN MANA YANG SALAH.  USTADZ ATAU KYIAI  KAMI TIDAK SEMBARANGAN DALAM BERDALIL. MEREKA AHLI ILMU. "

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

KITA JAWAB :

Allah telah memberikan kepada kita Al-Qur'an dan sunnah sebagai pedoman bagi kita. Karena itulah kita harus kembalikan semua permasalahan dan perselisihan kepada keduanya. Dengan begitulah yang benar dan yang salah menjadi jelas. 

Kalau kebenaran ga bisa diketahui manusia didunia ini maka akan fatal akibatnya. Pastinya orang yang non muslim seperti nasrani atau yahudi pun ga bisa kita salahkan kalau begitu. 

Kalau begitu pola pikirnya maka akan banyak kemaksiatan dan penyimpangan yang nampak baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan akan dianggap biasa saja oleh manusia. Karena mereka menganggap kebenaran hanya Allah yang tahu. Makin berkembanglah bid'ah dan kesyirikan di muka bumi ini. Astaghfirullah...

Padahal Allah subhanahu wa ta'ala sudah memberikan petunjuk untuk menjalani agama ini.

Dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sang pembawa risalah ini telah menjelaskan perkara ad-dien kepada ummatnya. 

Islam sudah sempurna jadi ga perlu penambahan dan pengurangan dalam ibadah. 


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, yang artinya :

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at (peraturan) tentang urusan itu (agama), maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang yang tidak mengetahui.” 
(QS. Al-Jasiyah : 18). 

Ketahuilah bahwa ...
Ga semua yang kita panggil ustadz atau kyiai  itu benar ucapannya.

Ga semua yang kita panggil ustadz atau kyiai itu dakwahnya benar sesuai pemahaman salafus shaleh . 
Semuanya harus ditimbang kembali dengan timbangan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafush shaleh.

KALAU kebenaran dan kesalahan ini ga dapat diketahui oleh manusia maka pencuri, pelacur, pezina, pemabuk, koruptor dan pelaku kejahatan-kejahatan yang lainpun tidak boleh disalahkan. karena yang tahu benar dan salah hanya Allah. BISA KACAU DUNIA KALAU KAYAK BEGINI.

Maka dari itu ayo kembali ngaji yang benar. Ambillah faedah ilmu dari guru, ustadz, atau kyiai yang lurus aqidah dan manhajnya. Agar kita terhindar dari kesesatan dan penyimpangan dalam beragama. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang berjalan diatas ilmu yang shahihah dalam mengamalkan syari’at Islam. Semoga kita ditetapkan Allah diatas jalan-Nya yang lurus, diatas sunnah nabi-Nya.

Semoga kita dihindarkan dari segala bentuk kesyirikan, kekufuran, kebid’ahan dan kemaksiatan, dan semoga kita diberikan kelapangan hati oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk senantiasa menerima kebenaran. 

Aamiin.





Selasa, 14 Agustus 2018




PENYAKIT SALAFI ADALAH MENGKLAIM SEBAGAI YANG PALING BENAR...
(kata mereka)
↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔↔

🔏 Oleh : Uray Sriwahyuni

Bismillah..

Ada yang berkata begini : 

"Penyakit mengklaim sebagai yang paling benar melanda hampir semua gerakan..termasuk salafi"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

KITA KATAKAN :

Itu adalah komentar dari orang yang salah sangka terhadap salafi.

Salafi bukanlah nama kelompok. Bukan nama sebuah organisasi. Bukan sebuah sekte. Pembatas salafi atau bukan adalah Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat. Salafi itu ajaran yang berasal dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Salafi adalah islam itu sendiri. 

Salafi itu berpedoman kepada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang shahihah. Pedoman tersebutlah yang kemudian difahami oleh para sahabat nabi dan para ulama.

Maka dari itu salafi yang paling benar adalah mengikut ajaran seperti diatas.

Adapun ajaran yang menyelisihi ajaran yang dibawa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam maka itu bukan salafi. Itu adalah ajaran yang salah. 

Adapun saya mungkin bisa salah.

Kalau kami salah dan menyelisihi ajaran Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam maka silahkan nasehati dan koreksi kami secara ilmiah.

Begitu juga kalau ada individu atau kelompok yang menyimpang dari ajaran agama yang dibawa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam maka harus dinasehati dan dikoreksi kesalahannya secara ilmiah agar agama islam terjaga dari penyimpangan yang ada.

Jadi jangan beranggapan bahwa salafi merasa paling benar sendiri dan yang lain selalu salah. 

Tapi kalau memang kami mengikuti prinsip beragama sesuai Al-Qur'an dan sunnah maka tidak salah kalau kami merasa benar. 

Adapun kami selalu menyampaikan QOLALLAH WA QOLA RASUL seperti ini dan begini lho JIKA ada suatu amalan ibadah yang menyelisihi Al-Qur'an dan sunnah.

Itulah bentuk kasih sayang kami kepada saudara muslim kami. Dan itu bukanlah penyakit salafi. Tapi mungkin hati anda yang sedang sakit dalam menerima kebenaran yang disampaikan. 

Hadaanallah

Minggu, 12 Agustus 2018

SIBUK DENGAN BERITA POLITIK

SIBUK DENGAN BERITA POLITIK


🔏 Oleh : Uray Sriwahyuni


Bismillah..

Ngakunya awam soal politik. Tapi hari-hari sibuk ngomongin politik.

Ngakunya ga mau ngomongin politik. Tapi kalau dah update status yang dibicarain juga nyangkut masalah politik.

Apalagi sekarang lagi hangat-hangatnya capres dan wapres diberbagai  media. 

Baca berita capres  A begini, lagi pakai jaket ini, lagi pakai motor yang ini, lagi jalan ke daerah ini. Tetap aja dikomentarin sinis.

Baca berita capres B begini, lagi makan sama si ini, lagi ketemuan sama si ini. Tetap aja dikomentarin sinis.

Bahkan sesama muslim pun saling mengolok-olok di media sosial. Berbagai julukan yang buruk pun terucap, baik melalui lisan atau tulisan komentar di media sosial.

Padahal Allah subhanahu wa ta 'ala melarang dari perbuatan saling mengolok-olok. 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (maksudnya, janganlah kamu mencela orang lain, pen.). Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar (yang buruk). Seburuk-buruk panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim” 
(QS. Al-Hujuraat : 11).

Semua yang kita ucapkan dan semua yang kita tulis itu akan dimintai pertanggungjawaban di sisi Allah subhanahu wa ta'ala.


Sauadaraku..Kenapa sibuk sekali dengan berita politik capres wapres A atau B ? Padahal kita sendiri ga faham dengan jelas soal politik diantara kedua kubu. 

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ” 
(QS. Al-Israa’: 36).

Padahal secara ga sadar kita sudah ikut-ikutan masuk ke Politik ini POLITIK BELAH BAMBU. Yang satu diangkat dan yang satunya diinjak. 

Begitulah suasana politik sekarang. 

Apalagi sibuk menshare berita politik lalu diadu dan diberi meme untuk menjelekkan lawannya. Timbullah ghibah sana sini. Fitnah sana sini. Padahal berita yang diterima atau di posting itu belum diketahui kebenarannya seperti apa. 

Suasana sudah terlanjur dibuat hangat. Lalu muncullah prasangka - prasangka yang tidak-tidak. 

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

“Hati-hatilah dengan prasangka karena itu adalah pembicaraan yang paling dusta.” (Muttafaqun ‘alaih)

Apakah tidak khawatir dengan tergelincirnya lisan -lisan akibat perkataan dan berita yang kita share? 

Bukankah kalau berita itu dusta dan diikuti oleh mereka maka akan jadi dosa jariyah bagi kita?

Tidak takutkah?

Atau semakin bangga dengan banyaknya LIKE DAN banyaknya yang SHARE postingan kita tersebut?

Seandainya waktu untuk ngebahas dan memposting berita politik itu DISIBUKKAN dengan membaca artikel soal ilmu agama. Mencari tahu tentang perkara agama. Memposting masalah agama. Bukankah manfaatnya sangat banyak untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain ?

Apalagi yang ngakunya salafiyyah tapi sibuk memposting soal politik. 

Dakwah salafiyyah itu sibuk dengan ilmu dan amal. 

Dakwah salafiyyah itu dakwah kemaslahatan. Bukan sibuk masalah-masalah duniawiyah. 

Semoga Allah menganugerahkan kita para pemimpin yang adil yang senantiasa berbuat adil dan menciptakan keadilan yang merata pada masyarakat dan negara ini.

Wallahul Muwaffiq 

Sabtu, 11 Agustus 2018

Puasa arofah ikut siapa ?

Hari ini :
Arab Saudi : 01 Dzulhijjah
Indonesia : 30 Dzulqo'dah
.
Puasa Arofah ikut siapa ?
.
Semoga yang berikut dapat menjawabnya :
.
https://t.co/60AQ0I7L3u
.
Wallahu a'lam